Apa Kontribusi Anaximenes dalam Filsafat?


Menurut sumber-sumber yang mencatat tentang kehidupannya,  Anaximenes hidup pada pertengahan abad ke-6 SM. dan meninggal sekitar tahun 528. Dia adalah filsuf ketiga dari Sekolah Filsafat Milesian, di namakan demikian karena, seperti Thales dan Anaximander, Anaximenes adalah penduduk Miletus di Ionia (Yunani kuno). Dimana Theophrastus mencatat bahwa Anaximenes adalah rekan dan mungkin murid Anaximander.

Anaximenes terkenal karena doktrinnya bahwa udara adalah sumber segala sesuatu. Dalam hal ini ia berbeda dengan pendahulunya seperti Thales, yang menyatakan bahwa air adalah sumber segala sesuatu, dan Anaximander, yang menyatakan bahwa segala sesuatu berasal dari tubuh yang tidak terbatas dan tidak terbatas.

Adapun kontribusi maupun ajaran-ajaran yang dapat dilihat dalam pemikiran Anaximenes ialah tentang Doktrin Udara dan Doktrin Perubahan, dan Doktrin Penciptaan Alam Semesta. 

Doktrin Udara

Anaximenes menyatakan bahwa segala sesuatu pada mulanya adalah udara. Udara dapat dianggap sebagai benda netral yang dapat ditemukan dimana-mana dan dapat berperan serta dalam proses fisik. Dimana kekuatan alam terus-menerus bekerja di udara dan mengubahnya menjadi material lain, yang bersatu membentuk dunia yang terorganisir. 

Dalam literatur Yunani awal, udara dikaitkan dengan jiwa (nafas kehidupan) dan Anaximenes mungkin menganggap udara mampu mengarahkan perkembangannya sendiri, sebagaimana jiwa mengendalikan tubuh. Oleh karena itu, ia menganggap sifat-sifat ilahi berasal dari udara.

Doktrin Perubahan Materi

Mengingat doktrinnya bahwa segala sesuatu terdiri dari udara, Anaximenes mengemukakan penjelasan kualitatif yang menarik tentang perubahan alam:

[Udara] pada dasarnya bervariasi menurut kelangkaan atau kepadatannya. Kalau ditipiskan jadi api, kalau dipadatkan jadi angin, lalu awan, kalau tebal jadi air, lalu tanah, lalu batu. Segala sesuatu yang lain berasal dari ini.

Nah, baginya dengan menggunakan dua proses yang berlawanan yaitu penghalusan dan kondensasi, Anaximenes menjelaskan bagaimana udara merupakan bagian dari serangkaian perubahan. Yakni, 

Api menjadi udara, udara menjadi angin, angin menjadi awan, awan menjadi air, air menjadi tanah, dan bumi menjadi batu. Materi dapat menempuh jalur ini dengan cara dipadatkan, atau sebaliknya dari batu menjadi api dengan menjadi semakin halus. Anaximenes memberikan dukungan empiris kasar dengan menggunakan eksperimen sederhana yakni,

Jika seseorang meniup tangannya dengan mulut santai, maka udaranya panas. Dan Jika seseorang meniup dengan bibir mengerucut, udaranya dingin. Oleh karena itu, menurut Anaximenes kita melihat bahwa kelangkaan berkorelasi dengan panas (seperti api), dan kepadatan berkorelasi dengan dingin, (seperti pada benda yang lebih padat).

Anaximenes adalah pemikir pertama yang memberikan teori perubahan dan mendukungnya dengan observasi. Anaximander telah menggambarkan serangkaian perubahan yang dialami sebagian dari ketidakterbatasan untuk membentuk objek-objek berbeda di dunia, namun dia tidak memberikan alasan ilmiah atas perubahan tersebut, juga tidak menjelaskan mekanisme terjadinya perubahan ini. 

Sebaliknya, Anaximenes menggunakan proses yang sudah dikenal dari pengalaman sehari-hari untuk menjelaskan perubahan material. Tampaknya ia juga mengacu pada proses felting, yaitu proses pengepresan wol hingga menjadi kain felt. Proses industri ini memberikan model bagaimana benda dapat memperoleh sifat baru ketika dipadatkan.

Doktrin Asal Usul Alam Semesta

Anaximenes, seperti Anaximander, memberikan penjelasan tentang bagaimana dunia kita terbentuk dari materi yang sudah ada sebelumnya. Menurut Anaximenes, bumi terbentuk dari udara melalui proses fusi. Ini dimulai sebagai disk datar. Dari penguapan dari bumi, muncullah benda-benda api yang kemudian menjadi benda langit. 

Semisalnya Bumi mengapung di atas bantalan udara. Benda-benda langit, atau setidaknya matahari dan bulan, juga tampak seperti benda datar yang mengambang di arus udara. Di satu sisi, langit ibarat topi kain yang melingkari kepala. Dan bintang-bintang mungkin menempel pada permukaan seperti paku. Dalam cerita lain, bintang ibarat daun berapi yang melayang di udara dan Matahari tidak bergerak di bawah bumi melainkan mengelilinginya, dan tersembunyi oleh bagian bumi yang lebih tinggi pada malam hari.

Pada akhirnya seperti Anaximander, Anaximenes menggunakan prinsipnya untuk menjelaskan berbagai fenomena alam. Petir dan guntur disebabkan oleh angin yang keluar dari awan; pelangi adalah hasil sinar matahari yang menerpa awan; Gempa bumi disebabkan oleh retaknya bumi pada saat mengering setelah dibasahi oleh air hujan. Dia memberikan gambaran yang benar tentang hujan es sebagai air hujan yang membeku.

Kesimpulan Sederhana

Nah, dari penjelasan singkat diatas maka dapat kita lihat bahwa seorang Anaximenes adalah seorang filsuf terdahulu yang dikenal perannya bersamaan dengan Thales dan Anaximandros dalam perkembangan filsafat awal. Selain itu, ia adalah salah seorang mencoba mencari esensi awal dari alam semesta dengan mengatakan bahwa udara adalah sumber dari segala sesuatu yang tercipta. Meskipun disamping itu, tidaklah pernah ada penelitian ilmiah, dengan kata lain hanya berdasarkan observasi lewat pengamatan alam. Sehingga dengan itu ia pun dikenal sebagai filsuf alam. 

0 Response to "Apa Kontribusi Anaximenes dalam Filsafat? "

Post a Comment

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel