Kumpulan Puisi Harian Kang Thohir bagian 23
Mari menikmati karya dari seorang yang bernama Kang Thohir, sekiranya ini menjadi inspirasi, imajinasi yang menemani dan mungkin mengobati kesenjangan dalam perkara-perkara kehidupan.
1. DICAMPAKKAN
Karya : Kang Thohir
Dicampakkan menuai kegelisahan
Mendamba pada sebuah harapan
Namun musnah dimakan zaman
Bagiku tak memberi suatu kepedulian
Lunglailah hasrat untuk kejayaan
Brebes, 13 September 2024
2. SEKEDAR PELARIAN
Karya : Kang Thohir
Apakah aku sekedar permainan
Bagai sampah tak ada nilainya
Atau sekedar pelarian
Singgah dengan kemaksudan lain
Sungguh aku kecewa
Brebes, 13 September 2024
3. LEMON
Karya : Kang Thohir
L intasan rasa itu
E ratkan jiwa dan kalbu
M eniti jalan rasa mencari tahu
O h permata hati yang kurindu
N etralkanlah ke dalam sanubariku
Brebes, 12 September 2024
4. KEDELAI
Karya : Kang Thohir
K adang aku terasa gelisah
E ntah sampai kapan aku berjumpa
D i dinding waktu penghalang jiwa
E mpati ingin mendekap bersama
L uahkan semua asa pada kerinduan
A tma menuai makna kesadaran
I ntuisi menjadikan asmaraloka kian jadi kasmaran
Brebes, 12 September 2024
5. SINGKONG
Karya : Kang Thohir
S enantiasa bersama aku menempuh asa
I nsting membuat kita menyatu rasa
N iatkan cinta yang kudamba
G etarkan jiwa semangat membara
K okoh di atas badai
O mbak menerjang tetap bersemai
N amun jalinan asmara yang kadang terberai
G iat bertatap muka menjadikan aku dan dia cepat menggapai
Brebes, 12 September 2024
6. ALPUKAT
Karya : Kang Thohir
A da masa kita 'kan bertemu
L embaran cinta yang baru
P ada mentari mendatangkan sinar cinta
U ntuk kita berdua
K ilauan rindu menjadi harsat menyapa
A kan bak ratu primadona yang menawan jingga
T uk mendekap segala asa menjalin asmara
Brebes, 12 September 2024
7. UH
Karya : Kang Thohir
Terasa perih bila aku menahannya
Tangan berdarah di bagian kuku kiri
Membuat aku kesusahan 'tuk mengetik dan berkerja
Uh, sakitnya tiada henti menghampiri
Brebes, 17 September 2024
8. CURHATAN KADANG MENUANGKAN FIKIRAN
Karya : Kang Thohir
Curhatan menjadi bahan omongan
Kadang itu sebuah penilaian
Mungkin karena tersinggung atau kebencian
Entahlah, yang penting aku menuangkan segala fikiran
Biar tak menjadi beban
Hem, tetap berjalan
Brebes, 17 September 2024
9. ALUNAN FIKIRAN MENJADI MELODI
Karya : Kang Thohir
Alunan fikiran menjadi irama melodi
Bersambut atma bergoyang
Pada bisik-bisik angin menghampiri
Iringi langkah sanubari
Menjadi bergerak intuisi dan melayang-layang
Situasi menjadi sunyi
Berdansa pada malam hari
Hingga menyepi
Tak bernaluri
Oh, menari
Di sini, pagi
Brebes, 17 September 2024
10. TERASA TERBAKAR MELEMAH
Karya : Kang Thohir
Panas begitu menyengat di tubuhku
Setelah pulang dari sawah
Dan membuat kaki ini terasa terbakar melemah
Hingga sulit melangkah
Dengan membawa barang-barang itu
Di antara aspal dan tanah
Brebes, 18 September 2024
11. MENONTON PENDEKAR
Karya : Kang Thohir
Menonton pendekar seperti menatap yang kekar
Dengan senang
Tegang
Hingga seakan-akan mencakar
Pada semak-semak belukar
Di atas daun diterpa angin kian melayang
Ah, tak terbayang
Membuat asa kian gentar
Gemetar
Brebes, 19 September 2024
12. KEGENGSIAN YANG LICIK
Karya : Kang Thohir
Kegengsian adalah sebagian dari mata materi dan gila hormat atau tahta
Menjadikan ia tega
Bengis, sadis, dan tamak akan harta
Ketika kegengsian menjadi alat soal harga diri
Padahal karena salah hingga membuatnya ia gengsi
Sungguh tak tahu diri
Menjadikan ia licik dan munafik
Ah, entahlah
Brebes, 20 September 2024
13. TAK MERASA BERSALAH
Karya : Kang Thohir
Kusangka ada perubahan
Oh ternyata tidak sama sekali
Hanya angan-angan
Mungkin tak merasa bersalah
Hingga memuji diri sendiri
Dan merasa bangga dan juga pongah
Namun terlalu ambisi menjadikan ia serakah
Sulit 'tuk berubah
Sampai ia menimpa musibah
Hem entahlah
Brebes, 21 September 2024
14. DIBLOKIR
Karya : Kang Thohir
Tertutup sudah semua akunku
Diblokir semua tak tersisa
Mungkin takut ketahuan atas aibnya
Sungguh penuh dengan misteri dan rahasia
Hingga tak ada yang suka
Diblokir semua medsos
Namun tebar pesona pada semua pria dan pansos
Hingga kemunafikan dan kelicikan yang ada
Sungguh cerdik
Sang penipu ulung penuh dengan trik
Brebes, 21 September 2024
15. KEDENGKIAN DAN KEBENCIAN
Karya : Kang Thohir
Antara timur dan selatan tak ada yang beda
Seperti lautan dewa
Dibuai akan suatu bangga
Namun menjepit lidah para pemuja
Adakah sesuai ekspektasi
Pahitnya omongan
Membuat orang sensi
Hanya hasrat suatu kedengkian dan kebencian
Brebes, 21 September 2024
16. TANDUK GANGSING
Karya : Kang Thohir
Dalam pelupuk mata masih asing
Menatap di ujung tanduk gangsing
Berputar-putar menemukan fakta
Berpura-pura hal yang dusta
Berwajah memelas, namun kejam dan durjana
Ah, hanya sandiwara
Tuk bermain cara
Brebes, 22 September 2024
17. BELAJAR ARSITEKTUR
Karya : Kang Thohir
Belajar arsitektur memang sulit
Namun tantangan bagiku yang pahit
Meski aku tak punya pendidikan langit
Namun harapan seakan melangit
Membuat aku kian menggebu dan sengit
Brebes, 23 September 2024
18. SAKIT GIGI MASIH ADA
Karya : Kang Thohir
Sakit gigi masih ada
Membuat aku terbangun dari tidur
Menatap jam ternyata sudah pagi
Membuat aku ngilu dan sakit kepala
Ah, susah 'tuk menenangkan hati
Akhirnya aku menonton televisi
Filmnya pendekar pemanah rajawali
Membuat aku terhibur lagi
Brebes, 24 September 2024
19. SULIT DIHINDARI
Karya : Kang Thohir
Ada sebuah cerita yang belum aku sampaikan
Entah sampai kapan aku memprivasikan
Di gunung masih bisa dijangkau
Aku pun masih galau
Dengan kejadian ini yang sulit terjangkau
Masih penuh misteri dan penuh teka-teki
Membuat aku pusing diri
Sulit dihindari
Brebes, 26 September 2024
20. KAU MEMBUANG
Karya : Kang Thohir
Aku berjuang
Kau membuang
Di antara pahit dan sakit
Telah aku rasakan
Brebes, 27 September 2024
21. MENIKAM DAN MENCEKAM
Karya : Kang Thohir
Deras putar melingkari perairan
Aku terjerembab di kenestapaan
Lunglai hingga menghanyutkan
Bisikan telepati menjadi kerinduan
Atau hanya sebuah bayang-bayang impian
Hem, aku menatap penuh dari kejauhan
Sungguh membingungkan
Hingga aku terbungkam
Menikam dan mencekam
Brebes, 28 September 2024
Bionarasi Penulis :
Muhammad Thohir/Tahir (Mas Tair) yang dikenal dengan nama pena Kang Thohir, kelahiran Brebes, Jawa Tengah. Dari dusun/desa Kupu, kecamatan Wanasari. Dari anak seorang petani dan tinggal dari kehidupan sehari-hari bertani, berkebun, menanam bawang merah, padi, kacang, pare, cabai dan sayur-sayuran di ladang sawahnya.
Kini, aku sedang menggeluti dunia tulis menulis atau literasi, khususnya sastra Indonesia. Suka menulis sejak duduk di bangku kelas empat SD dan sampai masuk ke Pondok Pesantren. Aku masih tetap aktif menulis dan semakin semangat 'tuk menulis baik puisi maupun cerpen dan lain sebagainya yang aku tulis. Selain menulis aku juga suka membaca buku agar bisa bermanfaat untuk menambah wawasan (pengetahuan).
0 Response to "Kumpulan Puisi Harian Kang Thohir bagian 23"
Post a Comment