Eksistensi Tuhan Menurut Paham Imanensi dan Transenden


Pemahaman akan makna hidup bersifat multitafsir dan menjadi barometer bagi setiap orang karena pada dasarnya manusia berusaha memahami segala sesuatu sesuai dengan tingkat kebutuhannya dan lingkungan sekitarnya. Sebagai makhluk yang beriman dan yakin akan adanya Tuhan, kita diharapkan memperdalam dan memahami setiap realitas yang terjadi dalam kehidupan kita, termasuk proses memahami konsep ketuhanan. 

Pembahasan tentang Tuhan memang terdapat kompleksitas di dalam pembahasannya secara luas dan terkadang bahkan menjadi bahan perdebatan sosial.

Dalam sejarah, persoalan ketuhanan sangat serius diperdebatkan di kalangan filsafat pada tahap awal perkembangannya, hingga masa Renaisans dimana pemahaman besar yang menarik perhatian dunia kalah itu adalah Paham Imanensi dan Paham Transendensi. Berikut pandangan dari kedua cara berpikir tersebut:

1. Paham Imanen

Imanen atau imanensi merupakan suatu pengertianyang menekankan pada diri sendiri atau pemikiran subjektif. Kata imanensi berasal dari kata Latin Immanere, yang berarti “hidup di dalam.” 

Istilah imanen awalnya diciptakan oleh filsuf Aristoteles yang berarti "bagian dalam" suatu objek atau fenomena, dan dikembangkan oleh filsuf Immanuel Kant dan masih berlaku hingga saat ini. Dimana istilah imanen digunakan untuk menggambarkan sebuah konsep memahami Tuhan dalam kajian filsafat ketuhanan. 

Dimana dalam filsafat ketuhanan, konsep imanen adalah konsep yang mengatakan bahwa 'Tuhan berada dalam struktur alam semesta dan ikut serta dalam proses kehidupan manusia'. Pandangan ini diyakini membuat manusia lebih merasakan kedekatannya dengan Tuhan dalam menjalani kehidupan. 

Dan keyakinan ini di praktekkan dalam teologi Kristen, dimana gambaran imanensi dapat dilihat pada konsep Tritunggal, gambaran Tuhan sebagai tiga unsur yang begitu dekat dengan manusia.

2. Paham Transenden

Transendensi berasal dari kata latin “transcendere”, yang tersusun dari dua unsur kata “trans” yang berarti melintasi, melampaui, di atas. Kata "Scandere" artinya mendaki. Pemahaman ini kemudian di pakai sebagai cara berpikir tentang hal-hal di luar hal-hal yang terlihat di alam semesta. Misalnya, gagasan mempelajari hakikat Tuhan yang dianggap jauh, tinggi, dan mustahil dipahami manusia.

Paham Transenden mengacu pada Tuhan yang berada di luar dunia ini. atau Tuhan yang transenden adalah Tuhan yang melampaui segala keberadaannya, yang btak terbatas memimpin dunia.

Filsuf yang mempunyai gagasan transendental adalah Pythagoras dan Plato. Dimana keduanya mengatakan bahwa Tuhan yang transenden memiliki sifat yang berlawanan dengan Tuhan yang imanen.

Dimana konsep Transenden  sangat menghormati Tuhan yang maha tinggi sampai-sampai manusia merasa begitu kagum. Berbeda dengan Imanen yang memandang Tuhan yang harus eksis di alam semesta sehingga turut mengambil bagian dalam mengatur kehidupan manusia dan memungkinkan manusia untuk lebih mengenal Tuhannya. 

Pandangan diatas inilah yang ditanggapi oleh pemikir transenden, yang berpendapat bahwa hal tersebut “mengurung Tuhan Yang Mahakuasa pada kehidupan manusia dan kehilangan kemahaannya.”

Demikianlah pandangan dari dua cara berpikir paham di atas tentang Tuhan, dan upaya artikel ini bukan untuk mencari tahu mana yang lebih benar. Melainkan upaya memberikan bahan renungan pribadi untuk menentukan sikap seseorang dalam memahami Tuhan.

0 Response to "Eksistensi Tuhan Menurut Paham Imanensi dan Transenden "

Post a Comment

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel