7 Aliran Filsafat Epistemologi beserta Penjelasannya


Kata epistemologi berasal dari bahasa Yunani, episteme yang berarti pengetahuan dan logos yang berarti wacana. Dimana di dunia Barat, epistemologi menjadi disiplin ilmu baru di Eropa, dipelopori oleh Rene Descartes (1596-1650), dikembangkan oleh filsuf Leibniz (1646-1716), dan akhirnya disempurnakan oleh John Locke dari Inggris. Epistemologi berkembang sejak kebangkitan pemikiran Renaisance.

Dan dalam catatan lain, filsuf Skotlandia James Frederick Ferrier diketahui menjadi orang pertama yang memakai istilah epistemologi membahas epistemologi pada tahun 1854 di English School of Philosophy di Skotlandia, yang penerapannya di Institute of Metaphysics dengan menggunakan epistemologi sebagai paradigma “ontologi”, mengidentifikasi epistemologi sebagai cabang filsafat yang bertujuan untuk menemukan makna pengetahuan, menyebutnya sebagai “permulaan sejati” filsafat.

Maka secara umum, Filsafat epistemologi adalah salah satu cabang filsafat yang membahas hakikat pengetahuan dan pembenaran rasional atas keyakinan dan kebenaran pengetahuan.

Menurut para ahli. Epistemologi atau teori pengetahuan diartikan sebagai cabang filsafat yang membahas tentang hakikat dan ruang lingkup pengetahuan, praanggapan dan landasannya, serta tanggung jawab atas pernyataan tentang pengetahuan yang dimiliki.

Oleh karena itu, epistemologi selalu disertai dengan beberapa pertanyaan mendasar, seperti bagaimana kita mengetahui bahwa kita mengetahui? Apa yang membuat kebenaran yang masuk akal menjadi masuk akal? Pertanyaan seperti ini meliputi hakikat konsep, keabsahan konsep, keabsahan indra dan penalaran logis serta pemikiran, gagasan, emosi dan segala sesuatu yang berkaitan dengan pemikiran dalam kenyataan.

Epistemologi dianggap penting karena epistemologi merupakan penjelasan tentang cara berpikir manusia dan berdasarkan pemikiran tersebut dapat menentukan mana yang benar atau salah melalui metode evaluasi yang tepat.

Dan untuk memperoleh pengetahuan yang benar dan salah, maka aliran filsafat epistemologi memiliki sumber ilmu pengetahuan dan cara memperoleh kebenaran dari ilmu pengetahuan, sebagai berikut:

1. Aliran Rasionalisme

Rasionalisme adalah doktrin filosofis yang menyatakan bahwa kebenaran harus ditentukan atau diperoleh melalui demonstrasi dan studi yang rasional atau logis berdasarkan fakta, bukan berdasarkan pengalaman indrawi. 

Sederhananya, rasionalisme adalah pandangan yang menyatakan bahwa semua sumber pengetahuan berasal dari akal atau pikiran manusia. 

Sejalan dengan filsuf rasionalisme yang bernama Rene Descartes, yang mengungkapkan pandangannya tentang perolehan kebenaran pengetahuan melalui akal dengan membedakan tiga gagasan:

1. Innate Ideas atau Ide Bawaan 
Ide Bawaan yang dimaksudkan adalah konsep yang sudah ada sejak manusia dilahirkan.

2. Adventitous Ideas atau Ide Petualangan
Ide petualangan adalah ide yang secara sadar berasal dari luar manusia.

3. Faktititous Idea atau Ide Tiruan
Ide Tiruan yaitu ide yang dihasilkan oleh pikiran itu sendiri. “Tokoh yang mempopulerkan gagasan tentang Ide Tiruan ini adalah Leibniz (1646-1716).

2. Aliran Empirisme

Empirisme adalah aliran pemikiran dalam filsafat yang berpendapat bahwa semua pengetahuan berasal dari pengalaman indrawi melalui pengalaman manusia. Empirisme menolak anggapan bahwa manusia secara kodrati mempunyai pengetahuan kodrati yang berupa pengetahuan sejak lahir.

Selanjutnya menurut aliran pemikiran empiris, indra memperoleh pengetahuan dari “kesan” dalam dunia pengalaman dan kemudian mengumpulkan pengetahuan tersebut ke dalam diri manusia, yang kemudian menjadi pengalaman, membentuk kebenaran dari apa yang sebenarnya ditemuinya.

Sejalan dengan apa yang diungkapkan oleh John Locke (1632-1704 M), dimana dalam pandangannya Locke untuk memperoleh kebenaran ilmu pengetahuan dengan pengalaman, pengalaman di bedakannya menjadi dua jenis, yaitu.

1. Sensasional atau Pengalaman luar 

Pengalaman luar adalah pengalaman dari luar yang menjadi stimulus bagi pengetahuan. Misalnya warna yang diterima mata, suara yang diterima telinga manusia, atau pandangan yang diterima berbagai indera seperti ruang dan gerak.

2. Reflexion atau Pengalaman Batin 

Contoh pengalaman batin adalah cara pandang yang dihasilkan oleh refleksi kesadaran manusia, seperti ingatan manusia, atau contoh lain seperti proses penerimaan dan refleksi yang menghasilkan rasa waktu, minat, dan rasa takjub.

Dua hal di atas itulah yang disebut Locke sebagai ide sederhana atau pendapat sederhana yang berfungsi sebagai data empiris. Ketika ide-ide sederhana ini dikumpulkan, penalaran atau pemikiran berkembang menjadi ide-ide yang kompleks (complex ideas).

3. Aliran Realisme

Realisme adalah aliran filosofis yang berpendapat bahwa objek yang kita temui melalui indra kita pada dasarnya nyata. Apalagi objek tidak bergantung pada “manusia” subjek yang mengetahuinya, apalagi pikiran subjeknya. 

Dengan kata lain dunia luar dan pikiran saling berinteraksi, namun harus diingat bahwa interaksi tersebut mempunyai sifat dasar yaitu dunia.

Hal diatas sejalan dengan ungkapan Aristoteles, yang mengungkapkan bahwa “Realitas terdiri dari objek-objek konkrit atau dalam perkembangannya. Dimana dunia nyata adalah dunia yang kita serap, sehingga bentuk atau tatanan gagasan tidak dapat dipisahkan dari prinsip-prinsip materi”

4. Aliran Kritisisme

Kritik berasal dari kata kritika yang merupakan kata kerja dari krinein yang berarti “memeriksa dengan cermat”. Kritik sendiri merupakan bagian dari filsafat modern.Kritik langsung merupakan gagasan atau teori yang dihasilkan dari sintesa rasionalisme dan empirisme.

Dimana aliran Kritisisme berpendapat bahwa pikiran menerima bahan pengetahuan dari pengalaman indrawi dan empiris, kemudian menjalankan fungsi pikiran. Yaitu penyesuaian dan keteraturan dari bentuk pengamatan yaitu ruang dan waktu.

Dengan kata lain observasi indra merupakan awal dari pengetahuan dan proses intelektual merupakan pembentukan pengetahuan. Tokoh yang mewakili aliran kritis adalah Kant

5. Aliran Positivisme

Positivisme merupakan aliran filsafat yang meyakini bahwa ilmu pengetahuan alam adalah satu-satunya sumber pengetahuan yang benar. Positivisme juga cenderung menolak kegiatan yang berkaitan dengan metafisika dan tidak boleh ada data yang bersifat spekulatif, karena semuanya harus berdasarkan data empiris.

Auguste Comte adalah seorang filsuf positivis yang membagi sejarah perkembangan pemikiran manusia menjadi tiga tahap sebagai berikut:

1. Tahap Teologis 

Tahap Teologis adalah tahap dimana manusia masih meyakini ilmu atau ilmu yang bersifat mutlak. Pada tahap ini manusia masih didominasi oleh ilmu-ilmu takhayul dan belum bisa membedakan subjek dan objek.

2. Tahap metafisika

Tahap metafisika adalah tahap dimana pemikiran manusia mulai menunjukkan upaya memahami kenyataan, namun belum mampu membuktikannya dengan fakta.

3. Tahap Positivistis

Tahap ini ditandai dengan pemikiran manusia menemukan kaidah-kaidah berpikir dan menghubungkannya melalui fakta. Pada tahap inilah pengetahuan manusia berkembang dan dibuktikan dengan fakta.

6. Aliran Skeptisisme

Aliran Skeptisisme merupakan aliran yang mengedepankan sikap mempertanyakan atau meragukan segala sesuatu karena adanya keyakinan bahwa segala sesuatu tidak pasti. Pengetahuan yang diyakini pengikutnya dianggap sekedar keyakinan atau dogma belaka.

Oleh karena itu, skeptisisme dapat dikatakan sebagai aliran pemikiran yang menganggap pengetahuan yang diserap oleh indra bersifat menipu atau menyesatkan dan pertama-tama diuji dengan meragukan apa pun yang diajukan oleh indra.

7. Aliran Pragmatisme

Aliran Pragmatisme ialah paham yang secara keseluruhan lebih mementingkan pertanyaan tentang manfaat dan kegunaan dari ilmu pengetahuan yang diterima oleh seorang manusia. 

Dengan kata lain aliran ini mengutamakan pernyataan kebenaran, dimana ilmu dikatakan benar jika berguna langsung dan bersandar dengan kemaslahatan, kemanfaatan, dan dapat digunakan untuk menunjang kebutuhan manusia. 

Demikianlah penjelasan tentang filsafat epistemologi dan aliran-aliran yang berkembang dan mendukung tumbuhnya sebuah proses memperoleh pengetahuan yang baik dan benar. Semoga bermanfaat

0 Response to "7 Aliran Filsafat Epistemologi beserta Penjelasannya"

Post a Comment

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel