Sejarah dan Fungsi Filsafat Estetika


Definisi Filsafat Estetika

Apa yang dimaksud dengan estetika dan apa titik temu antar keduanya? Estetika adalah pengetahuan tentang keindahan alam dan seni. Sedangkan filsafat seni adalah bagian dari estetika yang khusus membahas karya seni.

Estetika, dalam pengertian etimologis, adalah doktrin sensasi. Menggunakan panca indera sebagai titik tolak pembahasan estetik didasarkan pada anggapan bahwa persepsi keindahan muncul awalnya melalui rangsangan panca indera.

Estetika adalah cabang filsafat yang membahas tentang keindahan, atau hal-hal yang indah, yang terdapat dalam alam dan seni. Artinya estetika adalah ilmu yang membahas bahwa keindahan dapat dibentuk dan dirasakan.

Pengertian Estetika dari para ahli

1. Menurut Luis O. Kattsoff dalam Foundations of Philosophy, 1953). Mengungkapkan bahwa estetika adalah Cabang filsafat yang membahas tentang definisi, komposisi, dan fungsi keindahan, khususnya dalam bidang seni.

2. Menuju Bruce Allison
Estetika adalah ilmu yang mempelajari proses dan hukum penciptaan karya seni. Penelitian tersebut menjanjikan untuk menciptakan perasaan positif ketika orang melihat dan merasakan karya tersebut.

3. Menurut Herbert Baca
Makna estetika adalah kesatuan dan hubungan antara bentuk yang diserap oleh indera manusia dan karya itu sendiri. Biasanya sebagian orang beranggapan bahwa estetika adalah seni yang selalu memiliki nilai estetika sosial. Anggapan ini justru mempersulit apresiasi seni itu sendiri, karena menurut Herbert Read, seni tidak selalu harus mengandung nilai estetika.

4. Menurut Jerome Stolnitz
Estetika adalah studi tentang filosofi keindahan dan keburukan

5. Menurut dr.Artini Kusmiati
Estetika adalah suatu kondisi yang berkaitan dengan rasa keindahan yang dirasakan seseorang jika terdapat keselarasan antara unsur-unsur suatu objek.

Sejarah dan Teori Estetika

Istilah estetika sebagai “ilmu seni dan keindahan” pertama kali diperkenalkan oleh Alexander Gottlieb Baumgarten, seorang filsuf Jerman yang hidup pada tahun 1714 sampai 1762. Meskipun pembahasan estetika sebagai ilmu baru dimulai pada abad ketujuh belas, gagasan tentang keindahan dan seni telah ada sejak zaman Yunani kuno yang dikenal dalam karyanya "Aesthetics" yang diterjemahkan sebagai "filsafat keindahan". Dan ia memperkenalkan cara baru dalam memandang seni, menarik inspirasi dari alam, seni, dan artefak lainnya.

Meskipun begitu, dalam sejarah filsafat, sosok yang paling dikagumi karena merumuskan dan memantapkan konsep estetika sebagai bidang filsafat adalah Hegel (1770-1831), filsuf idealis Jerman yang gagasannya muncul pada abad ke-19. Sangat berpengaruh pada abad ke-19 dan ke-20. abad. Sedemikian rupa sehingga pada abad ke-19, estetika tidak hanya berkembang menjadi filosofi keindahan, tetapi berubah menjadi teori seni. Filsafat estetika berpisah dari beberapa cabang filsafat, misalnya dari filsafat aksiologi menjadi cabang keilmuan, yaitu filsafat nilai. Istilah aksiologi digunakan untuk mendefinisikan kebaikan, termasuk etika, moralitas, dan perilaku. 

Pada akhirnya dalam sejarah, estetika akhirnya dianggap sebagai cabang filsafat yang membahas tentang keindahan, termasuk seni dan alam semesta. Secara etimologis, estetika adalah ilmu yang mempelajari keindahan bentuk suatu objek atau kekuatan impuls dan pengalaman estetik yang muncul dari penciptaan dan pengamatannya.

Berikut ini adalah garis besar teori estetika, dibagi menjadi tiga bagian berikut:

1. Teori Estetika Formal
Teori estetika formal juga banyak berhubungan dengan seni klasik dan pemikiran klasik. Teori estetika ini mengungkapkan bahwa keindahan tampilan arsitektur berkaitan dengan persoalan bentuk dan warna. Teori kemudian berpendapat bahwa kecantikan adalah hasil formal dari tinggi, ukuran atau dimensi, lebar, dan warna, atau kombinasi dari semuanya.

Kecantikan kemudian menjadi emosi langsung yang terbentuk tanpa memperhatikan konsep lain. Teori bentuk mengadopsi pengertian ideal, yang mutlak, mengarah pada bentuk yang indah, dan mengarah pada misteri.

2. Teori Estetika Ekspresionis
Teori estetika ekspresionisme mengungkapkan bahwa keindahan tidak selalu tercermin dalam bentuk, tetapi juga berasal dari maksud dan tujuan dari penampilan objek tersebut. Teori mendalilkan bahwa keindahan sebuah karya seni tergantung pada apa yang diungkapkannya.

Semisalnya dalam bidang arsitektur, keindahan dihasilkan oleh ekspresi paling sempurna antara kekuatan tarik dan kekuatan material atau material. Maka kekuatan dasar utama keindahan arsitektural saat ini adalah mengungkapkan fungsi atau kegunaan bangunan pada titik sasaran yang ingin dicapai.

3. Teori Estetika Psikologis
Dalam teori estetika psikologis, terbagi menjadi 3 dasar:
1. Keindahan dalam arsitektur adalah bentuk irama dan kesederhanaan. Dalam bidang studi arsitektur, para pengamat juga merasa bahwa mereka berpartisipasi dalam apa yang dilakukan arsitektur dengan cara yang sederhana, santai, dan lebih fleksibel.

2. Keindahan hadir dalam bentuk emosi yang hanya bisa ditunjukkan melalui prosedur psikoanalitik. Sebuah karya seni kemudian dapat memperoleh kekuatan estetiknya dari tanggapan keseluruhan seseorang, yang mungkin berbeda. 

3. Keindahan merupakan hasil kepuasan pengamat atau penikmat terhadap objek karya itu sendiri.

Dan dalam jangkauan filosofi estetika itu sendiri, keindahan secara kasar dapat dibagi menjadi tiga jenis, yaitu:

1. Keindahan dalam arti yang seluas-luasnya, meliputi keindahan alam, keindahan seni, keindahan moral, keindahan intelektual dan keindahan mutlak (mutlak)

2. Kecantikan dalam pengertian estetik murni: melibatkan pengalaman estetik seseorang atas segala sesuatu yang dirasakannya

3. Keindahan dalam arti terbatas hanya menyangkut objek yang dipersepsi secara visual, yaitu berupa bentuk dan warna yang indah (The LinagGie, 1996: 17-18). Walaupun pada kenyataannya, persepsi visual terbatas pada cahaya, warna, dan bentuk.

Tujuan dan Manfaat Memahami Estetika

Dengan adanya estetika tersebut dapat membantu menambah pengetahuan manusia tentang keindahan nilai suatu karya seni, dan bahkan bisa terjun dalam menghasilkan karya seni diantara faktor-faktor lain yang dapat mempengaruhi kita. Dan Estetika juga dapat menambah pengetahuan tentang faktor subjektif dalam menikmati karya seni dan keindahan.

Artinya untuk mencapai suatu rasa keindahan atau keindahan, seseorang perlu mengacu pada apa yang akan dirasakan atau dinilai sebagai indah. Untuk mengetahui lebih banyak tentang kecantikan. Oleh karena itu, dapat dikaitkan dengan tiga fungsi estetis, yaitu :
1.Meningkatkan kesadaran manusia akan keindahan benda

2. Membantu manusia untuk menghasilkan karya seni yang mengutamakan nilai estetika

3. Memungkinkan kita untuk lebih mengapresiasi karya seni dalam segala bentuknya.

Demikianlah uraian tentang filsafat estetika atau filsafat keindahan yang mulai dari sejarah kemunculannya hingga perkembangan dan beserta manfaat dan fungsi dibalik keutamaannya. 

0 Response to "Sejarah dan Fungsi Filsafat Estetika"

Post a Comment

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel