Mengenal Filsuf Filsafat Jawa Damarjati Supadjar


Tentu kita pernah memikirkannya, dan mungkin kita juga pernah bertanya-tanya, adakah orang Indonesia yang diakui sebagai filsuf? Jika ya, siapakah mereka? Apa gagasan mendasarnya? Berapa banyak dari mereka yang ada di sana? Apakah para filsuf ini masih hidup atau sudah mati?

Oleh karena alasan seperti diatas atau berdasarkan pertanyaan-pertanyaan tersebut, kami bermaksud menuliskan pembahasan beberapa filosof Indonesia ini. Salah satunya adalah Damarjati Supadjar yang kita kenal baik sebagai seorang filosof di Indonesia. Di bawah ini adalah penjelasan singkat mengenai beliau

Prof. Dr. Damardjati Supadjar adalah seorang filsuf dan ilmuwan yang menjabat sebagai guru besar di Universitas Gadjah Mada Yogyakarta dan pendiri Pusat Penelitian Pancasila di Universitas Gadjah Mada. Ia juga pernah menjabat sebagai penasihat spiritual Keraton Yogyakarta di Yogyakarta semasa hidupnya. Damardjati Supadjar lahir di Magelang pada tanggal 30 Maret 1940 dan meninggal di Sleman pada tanggal 17 Februari 2014 pada umur 73 tahun.

Damardjati Supadjar memulai pendidikan sarjananya di Jurusan Filsafat Universitas Gadjah Mada, dan melanjutkan studi master dan pra doktoralnya di Universitas Nasional Leiden Belanda. Hingga akhirnya menyelesaikan studi doktoralnya di Universitas Gadjah Mada. Pada tahun 1990, diterbitkan makalah berjudul Alfred Noether Whitehead's Philosophical Concept of God.

Semasa hidup berfilsafat, ia dikenal dengan banyak gagasannya yang dituangkan dalam tulisan di berbagai media populer, seperti Refleksinya terhadap Tafsir Filsafat Jawa, Tafsir Filsafat Tuhan dan Tafsir Filsafat Pancasila. 

Bahkan Prof, Damardjati pun tak henti-hentinya mengingatkan banyak pihak untuk kembali pada nilai-nilai Pancasila. Oleh karena itu, tak heran jika almarhum turut terlibat aktif dalam lahirnya Pusat Penelitian Pancasila UGM sekitar tahun 1996.

Sebagai seorang filosof dan pendiri filsafat Jawa yang berbasis kearifan lokal, ia sering diundang sebagai konsultan pada forum-forum seperti seminar budaya dan seminar Indonesia. Dia menggunakan contoh-contoh dari kehidupan sehari-hari untuk mengekspresikan ide-ide filsafatya secara membumi.

Meski metafora filosofis yang diungkapkan sebenarnya terkesan lucu, namun kandungan filosofis yang terkandung di dalamnya membuat setiap orang yang mendengarnya merenungkan makna dibaliknya.

Mengutip Tempo.co, Mukhtasar Syamsuddin, Dekan Fakultas Filsafat Universitas Gadjah Mada Yogyakarta, menyebut Profesor Damardjati Supadjar dari Fakultas Filsafat UGM sebagai pendiri filsafat Jawa yang berbasis kearifan lokal. “Gagasan Pak Damajati telah memberikan warna baru dan unik bagi Fakultas Filsafat UGM,” kata Mukhtasar saat diwawancara, Senin, 17 Februari 2014.

Menurut Mukhtasar, Damardjati Supadjar berperan penting dalam mewujudkan pendidikan filsafat yang sejati dengan berbasis kearifan lokal. Sebagai seorang ulama, Damajati telah membuktikan bahwa Filsafat Pancasila secara ilmiah bersumber dari kearifan lokal masyarakat Indonesia. “Kita kehilangan guru besar yang mumpuni di bidang filsafat Jawa,” kata Mukhtassar.

Salah satu kutipan yang membuatnya terkesan adalah “Ningrat Bukan Berarti Bangsawan”. Namun, Ning adalah esensi, substansi, realitas, dan Rat adalah jiwa dan roh.

Meskipun tidak banyak orang yang tahu bahwa dia sendiri adalah seorang bangsawan, dia tetap sopan, sederhana dan rendah hati. Satu hal yang tidak dapat dipungkiri dari Damarjati adalah fokus pada praktik dan gaya hidup (yang merupakan tradisi bangsawan dan bangsawan Jawa), yang terlihat pada kepribadian dan keluarganya.

Adapun kumpulan pemikiran filosofis Darmadji Supadjar dapat di baca dan dikaji melalui buku dan tulisan-tulisannya sebagai berikut:

1. Nawangsari: Butir-butir renungan Agama, Spiritualitas, Budaya. Terbit 1993, buku yang memuat pokok-pokok refleksi agama, spiritualitas, dan budaya. 

2. Mawas Diri: Mulai dari “diri” yang tanggal ke “diri yang terdaftar, diakui, setara”, yaitu diri yang jujur ​​​​dan jelas, diterbitkan pada tahun 2001.

3. Ketuhanan yang Maha Esa dan Rukun Ikhsan diterbitkan pada tahun 2010. 

4. Sumurupa byar-e: Menyingkap Rahasia Awal dan Akhir Dunia Batin dan Dunia Luar yang diterbitkan pada tahun 2010.

5. Filsafat Sosial Sastra Fiber Genxing yang diterbitkan pada tahun 2001. 

6. Wulang Wuruk Jawa: Mutiara Kearifan Lokal terbit tahun 2005.

7. Filsafat Sosial Serat Sastra Gending Sultan Agung

8. Islam Jawa: Menyingkap Ajaran Keutamaan dalam Agama, Spiritualisme dan Filsafat Jawa

9. Filsafat Islam: Kajian Ontologis, Epistemologis, Aksiologis, Historis, Prospektif (penulis Dr. H. Musa Asy'arie dan Dr. Damarjati Supadjar

Demikianlah penjelasan singkat terkait biografi dan pencapaian-pencapaian lewat pemikiran beliau yang membuat beliau diakui sebagai seorang filsuf Indonesia diantara para filsuf banyak lainnya. Sekian Terimakasih

0 Response to "Mengenal Filsuf Filsafat Jawa Damarjati Supadjar"

Post a Comment

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel