Esensi Pendidikan Menurut Karl Marx


Pengantar Pandangan Karl Marx 
tentang Pendidikan

Sejauh yang diketahui sebagian besar pecinta hikmah “filsafat”, Karl Marx hanya membahas persoalan-persoalan sosial atau hanya berkutat pada persoalan-persoalan yang berkaitan dengan ekonomi politik. Tapi sekarang tidak semua orang menyadari bahwa seiring berjalannya waktu para peneliti telah menemukan dan mengungkapkan bahwa ide-ide dan penelitian Karl Marx begitu luas sehingga mencapai titik khusus seperti pendidikan.

Dimana dalam perkembangannya, pradigma tentang pendidikan dalam pemikiran Marxis mulanya ditemukan dan dibahas di sebuah forum kajian kebudayaan (Culture study) yang di laksanakan di Inggris, dan juga merupakan kajian teori kritis Mazhab Frankfurt melalui metode neo-Marxis. Dari sinilah dikembangkannya pendidikan sosialis yang berdasarkan pemikiran pokok Karl Marx atau yang dikenal dengan sebutan Pendidikan Marxisme.

Konsep Pendidikan Karl Marx

Perspektif kritis Marx terhadap pendidikan, baginya bidang pendidikan bisa dengan mudah dieksploitasi oleh kapitalisme untuk memperoleh keuntungan pribadi bagi pemilik modal atau penguasa. Sebab lembaga pendidikan masih kurang memperhatikan mutu dan tujuan pendidikan. Pelaku di bidang pendidikan masih mengutamakan kepentingan pribadi semata. 

Atas dasar tersebut, Marx mengemukakan landasan filosofinya dengan mengatakan bahwa, 

tidak ada perbedaan kelas dalam lingkup pendidikan, dan Sama rata ama rasa”. 

Landasan filosofis yang dikemukakan diatas ini mengisyaratkan bahwa dalam semua proses pendidikan tidak boleh ada jarak antara peserta didik dan pendidik. Pendidik merujuk pada kepala sekolah atau kepala sekolah dan tenaga pengajar, sedangkan pelajar lebih merujuk pada pelajar atau mahasiswa yang belajar di lembaga pendidikan.

Menurut Marx, para pendidik tidak boleh merasa bahwa dirinyalah yang paling benar, atau dengan kata lain, tidak boleh “dilarang” untuk merasa dirinya lebih unggul dari yang diajarnya, sehingga melegitimasi segala cara memperlakukan siswa yang tidak manusiawi.

Sebab seharusnya mereka mampu untuk menciptakan sebuah model pendidikan yang mengajak peserta didik menerima kenyataan dan mengenali keunikan masing-masing individu, bukan menjadikan peserta didik sebagai sumber keuntungan pribadi.

Marx, sebaliknya, percaya bahwa peran pelajar atau mahasiswa harus memiliki kesadaran yang meluas dari kesadaran individu ke kesadaran kolektif. Sehingga kesadaran kolektif dapat membimbing peserta didik menuju model pendidikan yang mengedepankan sisi humanisme.

Dan menurut Marx, pelajar atau mahasiswa harus berani mengkritik kebijakan pendidikan apa pun yang merugikan, terutama kebijakan sekolah atau universitas tempat mereka berstudi. Selain itu, pelajar atau mahasiswa juga mempunyai hak untuk berpartisipasi dalam pendidikannya dengan ikut serta mengubah proses pembelajaran di kelas. Artinya mereka mempunyai hak untuk mengungkapkan apa yang mereka anggap penting atau apa yang mereka inginkan selama proses pembelajaran di kelas.

Pemikiran atau pendapat Marx terkait pendidikan atau konsep pendidikan Marx, sesuai dengan kenyataan bahwa fakta membuktikan bahwa sepeninggal Marx, ide-ide pendidikannya tidak hilang dari peredaran ilmu pengetahuan kontemporer. Sebaliknya, ide-ide Marx menjadi dasar bagi para pekerja, pelajar, ilmuwan, pemikir dan pengikutnya untuk menciptakan model pendidikan sosialis dan komunis hingga saat ini.

Konklusi Sederhana

Demikianlah penjelasan dari kami tentang bagaimana Marx dengan argumentasinya tentang esensi pendidikan dalam pandangannya. Sekarang apakah pemikiran pendidikan Marx konsisten dengan pendidikan Indonesia?

Menurut Nurani Soyomukti, seorang Penulis dan Pegiat Sosial Indonesia mengatakan bahwa, "Jenis pendidikan sosialis yang diberikan Marx sebenarnya sangat cocok diterapkan di Indonesia. Karena yang jelas, penyelenggaraan pendidikan ini sejalan dengan impian para pemimpin nasional “Indonesia” untuk menciptakan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia".

Terima kasih
Penulis: Buton Awin

0 Response to "Esensi Pendidikan Menurut Karl Marx"

Post a Comment

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel