Proses Memperoleh Pengetahuan Menurut Immanuel Kant


Sejarah perkembangan ilmu pengetahuan telah banyak mengeluarkan teori pengetahuan yang berakar pada gagasan para filsuf, seperti Socrates, Aristoteles, Plato, Descartes, David Hume, hingga Sir Bertrand Russell dan lain-lain. Termasuk juga Immanuel Kant yang akan kami bahas terkait Teori Pengetahuannya berdasarkan pemikiran rasional dan empiris yang bernama Immanuel Kant.

Immanuel Kant (1724-1804 M) adalah seorang filsuf, antropolog, peneliti, dosen, dan penulis Jerman pada akhir abad ke-18. Kant juga seorang ilmuwan, dan karyanya mengenai epistemologi (teori pengetahuan), etika, dan estetika relatif komprehensif dan sistematis. Beragam pemikirannya itu kemudian mempengaruhi hampir sebagian besar tokoh filsafat setelahnya.

Dalam kaitannya dengan teori-teori ilmu pengetahuan, teori Kant dianggap sebagai teori yang mendamaikan perdebatan antara empirisme dan rasionalisme. Dimana Rene Descartes sebagai perwakilan aliran rasionalisme, mengatakan bahwa 'Tidak akan ada ilmu tanpa pengetahuan (rasio)' 

.Sedangkan David Hume sebagai perwakilan aliran empirisme, mengatakan bahwa 'Jika sains tidak didasarkan pada pengalaman, maka tidak ada sains'. Dengan unsur dari pikiran dianalisis secara apriori, sedangkan unsur-unsur empiris disintesiskan secara a posteriori. 

Nah dari kedua perdebatan itulah Immanuel Kant menggabungkan kedua aliran tersebut, mengambil sintesis dari pengalaman dan dari pemikiran diambil a priorinya sehingga menjadikannya sintetik apriori.

Selanjutnya berkaitan dengan proses memperoleh pengetahuan, Kant  memunculkan beberapa teori pengetahuan, yakni Teori Apriori dan A posteriori. Apriori sendiri mengacu pada pengetahuan yang tidak berasal dari pengalaman langsung. 

Sedangkan A posteriori mengacu pada pengetahuan yang berasal dari pengalaman langsung. Dengan kata lain, sifat bawaan diperoleh sebelum manusia melihat objeknya, dan sifat diperoleh setelah manusia melihat objeknya dan memahaminya dengan secara jelas.

Selain itu, Objek Pengetahuan Kant, dibedakan menjadi dua jenis, yaitu Noumenon dan Fenomena. Dimana Noumenon adalah apa yang ada dalam hati seseorang, apa yang dipikirkan oleh pikiran, seperti Tuhan, kebebasan, dan hal-hal lain yang dipikirkannya. 

Sedangkan, Fenomena adalah suatu wujud indrawi, suatu objek pengalaman, dan bukan sesuatu yang ada dalam dirinya sendiri. Namun Fenomena adalah sesuatu yang mungkin ada dan akan terjadi, sehingga manusia dapat memperoleh pengetahuan melalui indra dan pemahamannya setelah melihat dan mengenali sesuatu.

Dengan kata lain, begitu kita melihat sesuatu, kita akan mengetahui hal itu .eski kita tidak bisa melihatnya, karena ada indra lain seperti pendengaran, pengecapan, sentuhan, dan penciuman. Seluruh indera pada tubuh kita membantu memberikan pengetahuan baru.

Akan tetapi hal ini tidak cukup tanpa pemahaman, karena tanpa pemahaman tidak ada yang perlu dipikirkan. Oleh karena itu, tidak ada gunanya jika kita hanya melihat tanpa memikirkan apa yang kita lihat. Ini tidak mungkin merupakan pengetahuan. Jadi menurut Kant, memperoleh pengetahuan harus melibatkan indra dan pemahaman.

Selebihnya menurut Immanuel Kant, adanya pemahaman atau pengetahuan dapat diperoleh melalui pengalaman universal yang melibatkan intuisi. Kita merasakan objek melalui indera kita, seperti reseptor sensorik kita. Kemudian, dengan menggunakan intuisi, kita dapat mengubah pengalaman menjadi ide-ide yang dapat dipahami.

Dengan kata lain, tidak ada gunanya jika Anda hanya melihat tanpa memikirkan apa yang Anda lihat. Jadi ini tidak bisa menjadi pengetahuan. Sebab menurut Kant, untuk memperoleh ilmu pengetahuan harus melibatkan indera dan pemahaman serta intuisi. 

0 Response to "Proses Memperoleh Pengetahuan Menurut Immanuel Kant"

Post a Comment

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel