Membaca Konsep Utilitarianisme Jeremy Bentham


Jeremy Bentham adalah seorang filsuf Inggris dan pendiri utilitarianisme. Jeremy Bentham lahir di Houndsditch, London pada 15 Februari 1748, menempuh pendidikan di Universitas Oxford, dan kemudian mendapatkan pengakuan sebagai Barrister (profesi pengacara di London). dan seorang filsuf empiris di bidang moralitas dan politik. 

Bentham banyak dikenal oleh karena karya filosofi moralnya, terutama prinsip-prinsip utilitarianisme-nya, konsep yang mengevaluasi tindakan berdasarkan konsekuensinya

Esensi Konsep Utilitarianisme Jeremy Bentham

Sudut pandang utilitarian Bentham pada dasarnya adalah pemahaman tentang etika dan moralitas yang meyakini bahwa perilaku tersebut berguna, memberikan keuntungan (benefit), dan perilaku yang menguntungkan, yang dapat dikatakan sebagai perilaku yang baik, sedangkan perilaku yang buruk adalah yang menimbulkan rasa sakit dan penderitaan. merugikan perilaku kerugian. .

Singkatnya, "Utilitarianisme adalah teori moral yang berpendapat bahwa suatu tindakan benar secara moral jika menguntungkan semua pihak yang terpengaruh."

Nah, melalui bukunya yang berjudul "Pengantar Prinsip-Prinsip Moralitas dan Legislasinya", Bentham bermaksud menjadikan konsep utilitarianismenya sebagai landasan etis nilai-nilai untuk menyusun aturan atau hukum yang berlaku di Inggris, khususnya yang berkaitan dengan hukuman bagi para penjahat.

Bentham mengungkapkan bahwa setiap orang selalu mencari kebahagiaan. Tidak jarang pengejaran kebahagiaan seseorang mengganggu (menyebabkan orang lain menderita) kebahagiaan orang lain. Hal ini muncul bagaimana menyelaraskan kepentingan umum dengan kepentingan pribadi.

Tugas pemerintah, khususnya legislator, adalah merumuskan peraturan dan menjaga kepentingan umum melalui mekanisme hukum tertentu. Tujuan hukum pidana terhadap pelaku kejahatan adalah untuk mengkoordinasikan agar kepentingan pribadi tidak mengganggu kepentingan umum. Hukum pidana berarti memiliki semangat untuk pencegahan kejahatan, bukan karena kita membenci penjahat.

Bagi Bentham percaya bahwa tujuan hukum adalah untuk memberikan kepentingan dan kebahagiaan yang sebesar-besarnya kepada sebanyak mungkin warga negara. Dengan demikian, konsep tersebut menjadikan kemanfaatan sebagai tujuan utama hukum. Ukurannya adalah kebahagiaan terbesar bagi sebanyak mungkin orang.

Secara rinci, konsep utilitarianisme Jeremy Bentham menyatakan bahwa jika seseorang dihadapkan pada suatu peristiwa yang secara moral penting baginya, maka kita dapat menghitung siapa yang akan terpengaruh oleh tindakan tersebut, dan seberapa besar Kesenangan ( Pleaseee) dan Ketidaksenangan (Pain) yang dapat ditimbulkan bagi mereka yang terkena dampaknya dan memilih tindakan mana yang mengoptimalkan kebahagiaan mereka atau mengurangi rasa sakit mereka.

Konklusi Konsep Utilitarianisme 
Jeremy Bentham

Singkatnya kesimpulan teori utilitarian Bentham pada umumnya sangat sederhana, yaitu bagaimana memaksimalkan utilitas suatu tindakan sehingga kita dapat menikmati keuntungan, keuntungan, dan kebahagiaan dari proses ini, dan menikmati proses memaksimalkan utilitas.

Proses memaksimalkan ketersediaan ini kemudian diterapkan secara konkrit pada perilaku yang benar-benar terjadi dalam masyarakat, di mana konsep utilitarian dievaluasi berdasarkan pertanyaan “apakah perilaku ini memberi saya utilitas?

Berangkat dari kesimpulan tersebut, menurut (Awin Buton), konsep utilitarianisme Jeremy Bentham menjadi sangat penting ketika digunakan sebagai pisau analisis kebijakan hukum. Karena hukum bukan hanya fenomena masyarakat yang tidak normal, tetapi juga merupakan bagian penting yang dapat menggoyahkan konsep moral masyarakat.

Demikianlah konsep utilitarianisme Jeremy Bentham, semoga dapat membantu kita dalam memahami konsep etis hukum dari sudut pandang kebahagiaan. 


0 Response to "Membaca Konsep Utilitarianisme Jeremy Bentham"

Post a Comment

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel