Studi Pemikiran Sosiologi Auguste Comte


Binorasi Singkat Auguste Comte 
(1798-1857 M) 

Auguste Comte adalah seorang filsuf kenamaan asal Prancis, lahir di kota Prancis Montpellier. Setelah menyelesaikan studinya di kota kelahirannya, Comte melanjutkan belajar di École Polytechnique di Paris pada tahun 1816. Dia kemudian melanjutkan studinya di sekolah kedokteran di Montpellier.

Auguste Comte adalah seorang yang dikenal oleh karena pemikirannya tentang aliran positivisme, serta ilmu sosiologi khususnya tatanan sosial dalam sejarah, selain itu ia menghabiskan sebagian besar waktunya dengan mempelajari Filsafat dan Sejarah tentang manusia (sosial) .

Konsep sosiologis Filsuf Auguste Comte

Kata sosiologi berasal dari bahasa Latin socius, yang berarti teman atau sahabat. Dan kata logika berarti ilmu. Dari kedua kata latin tersebut, kita dapat melihat bahwa sosiologi mengacu pada ilmu tentang persahabatan.

Melalui buku Auguste Comte yang berjudul Positive Philosophy. Comte banyak mengeluarkan gagasan dan teori Comte yang dikenal luas. Comte percaya bahwa sosiologi harus didasarkan pada observasi atau observasi masyarakat, bukan hanya spekulasi tentang masyarakat.


Nah melalui prinsip-prinsip positivisme, Comte menetapkan dasar yang digunakan di dunia akademis saat ini, penerapan metode ilmiah sebagai alat kebenaran dalam ilmu sosial. Sebagian besar kontribusinya memunculkan studi sosiologi, sehingga ia disebut bapak sosiologi modern.

Selain itu, latar belakang perkembangan pemikiran sosiologis Auguste Comte adalah karena pecahnya Revolusi Prancis. yang diikuti perkembangan filsafat sosial Prancis pada abad ke-18 menyebabkan semakin banyak penelitian tentang ilmu sosial. terjadinya konflik antar kelas dan hilangnya norma atau pedoman perilaku sosial.

Maka Menurut Comte. Sosiologi adalah disiplin ilmu aktif yang mempelajari fenomena sosial berdasarkan pemikiran rasional dan ilmiah.

Comte membagi konsep sosiologisnya menjadi dua bagian yakni sosiologi statis dan sosiologi dinamis.

Nah, konsep sosiologi statis itu sendiri adalah ilmu dalam sosiologi yang dikhususkan untuk membahas dan mengkaji keprihatinan tentang pusat-pusat hukum statis yang mendasari dinamika dan kemunculan masyarakat.

Sementara itu, konsep sosiologi dinamis merupakan salah satu cabang ilmu sosiologi yang memahami dan mengkaji pusat perkembangan masyarakat dalam arti yang lebih luas yaitu pembangunan. 

Perkembangan individu dan kelompok manusia atau proses perkembangan pemikiran manusia terbagi menjadi tiga tahap, yaitu tahap teologis (fiksi), tahap metafisis (abstrak) dan tahap positif (ilmiah). ) tahapan.

1. Tahap Teologis

Tahapan ini ditandai dengan kepercayaan manusia terhadap benda-benda yang dianggap suci dan berkuasa. Menurut Comte, tahap ini juga merupakan awal perkembangan rasional manusia. Tahapan teologis sendiri juga dibagi oleh Comte menjadi tiga. 

A. fase fetisisme

Fase fetisisme adalah tahap dimana manusia benar-benar mengenali kekuatan yang dimiliki oleh objek. Misalnya, masyarakat Indonesia percaya bahwa kekuatan benda-benda seperti pedang tsushima, pohon besar, batu besar, dan gunung telah dimiliki secara turun-temurun.

b. fase politeisme

Fase politeisme adalah lanjutan di mana manusia percaya pada berbagai dewa, seperti mitos Yunani kuno yang terbangun.

C. fasa monoteisme

Fase monoteisme ini ditandai dengan telah terbentuknya kepercayaan hanya kepada satu Tuhan. Di Indonesia sendiri termasuk dalam tauhid karena 6 agama yang diakui di Indonesia hanya menyembah satu tuhan dari masing-masing agama.

2. Tahap metafisik

Tahapan ini merupakan tahapan dimana keyakinan terhadap Tuhan dan pemikiran manusia sudah seimbang. Dengan kata lain, pada tahap metafisik menurut Comte, tahap kedua merupakan tahap peralihan menuju arah yang lebih positif, perpanjangan dari tahap teologis. 

Yakni dimana pikiran manusia mulai menunjukkan upaya untuk memahami realitas, namun belum mampu membuktikannya dengan fakta.

3. Tahap Positivisme

Ciri khas tahap ini adalah pikiran manusia menemukan hukum-hukum pemikiran dan membangun hubungan melalui fakta. Pada tahap inilah pengetahuan manusia dikembangkan dan dibuktikan melalui fakta dan penelitian ilmiah.

Comte, di sisi lain, menjelaskan semuanya dengan kembali ke masa lalu, dari saat seseorang menjadi seorang teolog sebagai seorang anak, menjadi seorang ahli metafisika saat remaja, dan menjadi seorang pria dewasa yang aktif. Begitu pula dengan perkembangan ilmu pengetahuan, mula-mula ilmu dikuasai oleh teologi, kemudian disarikan oleh metafisika, dan akhirnya dicerahkan atau dikodifikasi oleh hukum positif.

Dan dalam perkembangan sosiologi, 
Auguste Comte membagi sosiologi menjadi dua bagian, yaitu 

Statika sosial dan dinamika sosial. Statika sosial adalah studi tentang hukum tindakan dan tanggapan antara bagian-bagian dari sistem sosial. Dimana Statika sosial merupakan bagian paling mendasar dari sosiologi, tetapi bukan merupakan bagian terpenting dari penelitian sosiologi, karena statika sosial pada dasarnya adalah hasil dari pertumbuhan.

Tetapi menurut Auguste Comte, bagian terpenting dari sosiologi adalah apa yang disebutnya dinamika sosial, yang ia definisikan sebagai teori perkembangan dan kemajuan sosial. Karena dinamika sosial adalah studi tentang sejarah, ia mengeluarkan filsafat spekulatif dari sejarah itu sendiri. Oleh karena itu Comte berpendapat bahwa pemahaman yang tepat tentang masalah sosial tidak dapat dicapai tanpa menggunakan dinamika sosial atau metode sejarah.

Demikian pemikiran atau konsep sosiologi menurut Auguste Comte, seorang filsuf beraliran positivisme dan sosiologi asal france. Terima kasih


0 Response to "Studi Pemikiran Sosiologi Auguste Comte"

Post a Comment

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel