Apa itu Filsafat Fenomenologi?


Sejarah Filsafat Fenomenologi dan para tokohnya

Latar belakang dari fenomenologi pada awalnya merupakan gerakan filsafat yang dilakukan oleh Filsuf yang bernama Edmund Husserl (tahun 1859-1838. Yang kemudian mempengaruhi ke sosiolog Alfred Schutz tahun 1899-1959), dan dikembangkan oleh beberapa Filsuf seperti Peter L. Beger dan Thomas Luckman, Sarte, Michel Foucaul, dan Jacques Derrida.

Lebih tepatnya, fenomenologi didirikan pada awal abad ke-20 oleh Edmund Husserl dan dikembangkan oleh lingkar studi pengikut ide Husserlian di universitas di Gottingen dan Munich di Jerman (Edith Stein, Eugen Fink, Martin Heidegger, Max Scheler, Nicolai Hartmann, Roman Ingarden) dan khususnya di Prancis.

Apa esensi dari aliran filsafat Fenomenologi?

Fenomenologi atau Phenomenology dalam bahasa Inggris, berasal dari bahasa Yunani phainomenon dan logos, dimana Phainomenon berarti tampak dan painen berarti memperlihatkan. Sedangkan Logos berarti kata, ucapan, rasio dan pertimbangan. Maka dengan demikian, aliran filsafat fenomenologi secara umum dapat diartikan sebagai kajian terhadap fenomena atau apa-apa yang nampak.

Mengutip pendapat Bagus dalam (Hadiansyah, 2008). "Mengatakan bahwa fenomenologi adalah pendekatan filsafat yang memusatkan perhatian pada gejala yang membanjir kesadaran manusia. Dan ilmu bisa diperoleh dengan mengalami secara sadar suatu peristiwa. Dalam fenomenologi, dan tidak ada sistem".

Artinya secara sederhana yang dimaksud dengan aliran filsafat fenomenologi ialah sebagai studi tentang pengalaman hidup seseorang atau metode untuk mempelajari bagaimana individu secara subjektif merasakan pengalaman dan memberikan makna dari fenomena tersebut.

Filsafat fenomenologi dalam pandangan Edmund Husserl

Edmund Husserl memahami fenomenologi sebagai suatu analisis deskriptif serta intropektif mengenai kedalam dari semua bentuk kesadaran dan pengalaman-pengalaman langsung seperti, pengalaman religius, moral, estetis, konseptual, serta inderawi. 

Sebab fokus filsafat menurut Husserl semestinya difokuskan pada penyelidikan tentang dunia kehidupan (Labenswelt) atau kehidupan subjektif dan batiniah (Erlebnisse). Dimana penyelidikan seperti ini hendaknya menekankan watak intensional kesadaran dan tanpa mengendalikan praduga - praduga konseptual dari ilmu-ilmu empiris.

Sederhananya fenomenologi Husserl ialah upaya untuk menekankan bahwa untuk memahami fenomena, seseorang harus menelaah fenomena apa adanya. Sebab itu seseorang harus menyimpan sementara atau mengisolasi asumsi, keyakinan dan pengetahuan yang telah dimiliki agar mampu melihat fenomena apa adanya atau melakukan proses bracketing. 

Bracketing sendiri adalah langkah awal dalam gerakan filosofis fenomenologi yang menggambarkan tindakan menangguhkan penilaian tentang dunia alami untuk fokus pada analisis pengalaman.

Keuntungan yang didapatkan ketika mempelajari filsafat fenomenologi

Filsafat fenomenologi sendiri dianggap cocok untuk menggali masalah-masalah kompleks dan dapat menjadi alat ampuh menghasilkan pemahaman akan pengalaman hidup serta makna keberadaan manusia. Cara pandang filsafat fenomenologi juga memungkinkan kesempatan memperluas batasan penelitian dan memperkaya data empiris dalam sebuah penelitian.

Selain itu, fenomenologi sebagai sebuah teori dan metode penelitian memiliki fungsi dalam membantu peneliti untuk peka untuk menemukan keunikan dalam penelitian yang dilakukan.

Dan metode fenomenologi ini dapat dilakukan bagi siapapun, bukan hanya khusus peneliti sosial, sebab metode penelitian fenomenologi juga sering digunakan dalam meneliti fenomena yang ada dalam agama, atau yang sering disebut Fenomenologi Agama. Fenomenologi Agama sendiri adalah suatu disiplin ilmu khusus yang mendalami agama sebagai suatu fakta atau peristiwa yang dapat diamati, dikaji secara objektif dengan cara memakai analisis secara deskriptif.

Selebihnya, ketika belajar fenomenologi agama, kita akan diantar untuk masuk kedalam sebuah pemahaman yang lebih dalam dan luas tentang agama yang dianut. Dengan demikian seseorang akan mampu memilah mana yang merupakan esensi dan yang mana manifestasi agama.

Terimakasih..

0 Response to "Apa itu Filsafat Fenomenologi?"

Post a Comment

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel