Pengantar Aliran Filsafat Eksistensialisme


Sejarah eksistensialisme 
Eksistensialisme merupakan gerakan filsafat yang muncul setelah meletusnya Perang DuniaI dan berkembang di Prancis pasca Perang Dunia II yang pemikirannya membahas tentang kebebasan individual, sehingga pemikiran ini berperan sebagai jalan keluar bagi korban perang yang mengalami krisis kebebasan.

Filsafat ini termasuk dalam kategori filsafat modern yang banyak dipengaruhi oleh filsuf Sooren Kierkegaard dan Friedrich Wilhelm Nietze sekitar abad ke 19 dan pada abad ke 20 di-booming -kan kembali oleh Martin Buber, Karl Jasper dan Jean Paul Sertre.

Pengertian Eksistensialisme 
Secara etimologi, kata eksistensialisme berasal dari kata "eksistensi" dengan akar kata eks atau keluar dan sistensi atau berdiri, menempatkan yang diturunkan dari kata kerja sisto.

Eksistensialisme merupakan paham yang menempatkan manusia pada titik sentrum dari segala reaksi kemanusiaan. Sebab eksistensialisme berakar dari upaya untuk bangkit dari segala hegemoni untuk menemukan eksistensi dan esensi diri.

Menurut Miisiak dan Sexton ( 2005 : 80 ). Bagi mereka eksistensialisme merupakan salah satu teori yang membahas tentang cara atau metode tokoh atau manusia agar dirinya diakui keberadaannya. Sebab pada dasarnya eksistensialis menafsirkan keberadaanya menurut etimologinya.

Maka eksistensialisme merupakan gerakan filosofis yang menganut paham bahwa setiap dari kita harus menciptakan makna di alam semesta yang tak jelas, kacau dan tampak hampa ini. 

Merujuk dari gambaran penjelasan secara keseluruhan di atas, maka dapat disimpulkan dengan sangat jelas bahwa aliran ini mempercayai esensi manusia adalah kebebasan. Artinya aliran filsafat yang pahamnya berpusat pada manusia individu yang bertanggung jawab atas kemauannya yang bebas tanpa memikirkan secara mendalam mana yang benar dan mana yang tidak benar.

Seperti ungkapan yang dikemukakan oleh salah satu tokoh eksistensialisme yang bernama, Jean Paul Sertre yang mengatakan bahwa "eksistensi mendahului esensi" yaitu segala hal baru dapat dimaknai ketika ia eksis atau ada terlebih dahulu.

Psikologi dan Karakteristik Eksistensialisme 
Nah, yang dimaksud dalam psikologi eksistensial yaitu kajian ilmu pengetahuan yang mempelajari mengenai usaha perilaku manusia untuk memahami manusia dengan mengatasi jurang pemisah antara subjek dan objek. Dimana psikologi eksistensial dilaksanakan dalam berbagai variasi yang satu sama lain memiliki inspirasi atau cara yang berbeda.

Dan karakteristik yang paling menonjol dari aliran eksistensialisme adalah munculnya kesadaran manusia terhadap dirinya sendiri. Menurut Emery, 1971 : 5 ), eksistensialisme sebagai sebuah teori pencarian makna diri yang ditanyakan setiap manusia terhadap eksistensi dirinya.

Terkahir, ketika mencoba menyimpulkan penjelasan secara keseluruhan, maka kita dapat meletakkan ciri-ciri atau poin-poin penting dari eksistensialisme yakni:

Pertama, Eksistensialisme menolak untuk dimasukkan dalam aliran filsafat tertentu. Kedua, Eksistensialisme tidak mengakui edukasi sistem filsafat dan ajaran keyakinan (agama).

Ketiga, Eksistensialisme sangat tidak puas dengan sistem filsafat tradisional yang bersifat dangkal, akademis dan jauh dari kehidupan.

Keempat, aliran eksistensialisme ini mempercayai bahwa esensi dari manusia adalah kebebasan.

Kelima, eksistensialisme mengajukan kepada setiap manusia harus bisa menciptakan makna di alam semesta yang penuh ambiguitas dan kekacauan dan tampak hampa ini.

Terimakasih..

0 Response to "Pengantar Aliran Filsafat Eksistensialisme "

Post a Comment

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel