Pandangan Kang Thohir Tentang Apa itu Menulis
Belajar menulis sama dengan melukis, yaitu membutuhkan ide dan keterampilan dalam menuangkan imajinasi yang kreatif. Dalam perspektif kita menulis adalah untuk mengabarkan tentang arti sebuah rindu dan cinta berdasarkan pengalaman juga kejadian. Sedangkan ide cerita itu mengalir atas dasar otak dan effortnya sendiri melalui gagasan plotnya tergantung bagaimana ia merancang dengan baik dan rinci.
Padahal menulis itu butuh pemikiran yang matang, bukan tanpa harus berkonsultasi dengan dokter, tapi pemikiran yang baik adalah dari pengalaman dan banyak membaca, karena bisa meningkatkan daya tarik yang lihai dan juga berbobot. Menulis tinjauan alam semesta untuk mengabadikan dengan moment tertentu, meski kadang dengan buku kertas yang ada. Bahwa kehidupan ini penuh dengan cerita, meski kadang ada yang bersandiwara dalam kehidupan nyata.
Resiko menulis adalah adanya tidak kepuasan dalam ungkapan dan juga kurang pas ketika dibaca oleh orang-orang, itulah resikonya jadi penulis penuh dengan tantangan. Menulis itu butuh ketelitian dan kedisiplinan waktu dan otak, karena kita menulis butuh waktu yang lama dan juga kedisiplinan dalam memilih waktu yang tepat tanpa ada halangan apapun dan kondusif.
Menulis sastra bukan menulis diary, tetapi kadang juga seperti diary, karena menulis sastra adalah seni bahasa sasankerta dan budaya bahasa yang indah, seperti aturan diksi dan kaidah yang indah. Sebagai kita melukis alam kita pelajari teknik-tekniknya, dari yang dasar dan tahap-tahapan akhir sampai menjadi lukisan yang indah penuh makna.
Filosofis dalam menulis juga ada bahwa menulis menggunakan majas, dan simbol-simbol yang memberikan tulisan itu semakin menarik untuk dibaca dan dipelajari arti dan maksud tulisan itu, yang kadang membingungkan dan penuh misteri ketika kita menulusuri.
Dan Pedalaman kata harus memakai diski yang kuat agar bisa memberikan efek yang indah, bukan terkesan menonton atau datar alur katanya dan ceritanya, padahal kita menulis memakai logika/otak.
1. Serius bila dikata ingin ada rasa yang ada, namun terhapus oleh yang namanya lupa. Begitulah adanya ungkapan yang dusta, tapi tetap masih dipercaya.
2. "Setiap asa pernah bergelut dengan duka, tapi duka akan menjadi pelangi yang indah kala kita menyambut dengan cinta dan ketulusan jiwa."
-Kang Thohir
Brebes, 06 Agustus 2024
Bionarasi Penulis :
Muhammad Thohir/Tahir (Mas Tair) yang dikenal dengan nama pena Kang Thohir, kelahiran Brebes, Jawa Tengah. Dari dusun/desa Kupu, kecamatan Wanasari. Dari anak seorang petani dan tinggal dari kehidupan sehari-hari bertani, berkebun, menanam bawang merah, padi, kacang, pare, cabai dan sayur-sayuran di ladang sawahnya.
Kini, aku sedang menggeluti dunia tulis menulis atau literasi, khususnya sastra Indonesia. Suka menulis sejak duduk di bangku kelas empat SD dan sampai masuk ke Pondok Pesantren. Aku masih tetap aktif menulis dan semakin semangat 'tuk menulis baik puisi maupun cerpen dan lain sebagainya yang aku tulis. Selain menulis aku juga suka membaca buku agar bisa bermanfaat untuk menambah wawasan (pengetahuan).
0 Response to "Pandangan Kang Thohir Tentang Apa itu Menulis"
Post a Comment