5 Bentuk Negara Menurut Al-Farabi


Nama lengkapnya adalah Abu Nasr Muhammad bin Muhammad bin Tarkhan bin Auzalagh. Nama Al-Farabi adalah gelar yang diambil dari nama kampung halamannya Farab, tempat ia dilahirkan pada tahun 257 Hijriah, atau 870 Masehi.

Al-Farabi dikenal sebagai guru kedua (second teacher) setelah Aristoteles. Sebab Al-Farabi adalah filsuf pertama yang mengonsep filsafat Islam secara lebih koheren. Dimana ia menghabiskan hidupnya dengan mencoba mendamaikan gagasan Plato dan Aristoteles.

Oleh karena itu, Al-Farabi dikenal sebagai ahli logika terkenal yang mengulas seluruh karya Aristoteles. dan merupakan salah satu penggagas studi wisata filsafat Islam.

Sebelum mengakhiri pengembaraannya untuk mencari ilmu, ia tertarik pada kajian ilmu politik sehingga mendorongnya untuk mengungkapkan pemikirannya tentang politik Islam khususnya pemerintahan. Hingga Al-Farabi mengklasifikasikan beberapa bentuk negara sebagai berikut :

1. Al-Madinah Al-Fadhilah (Negara Utama) 

Menurut Al-Farabi, Negara Utama atau Sempurna adalah negara yang terbentuk karena semua organ dan anggota tubuh bekerja sesuai tugas dan fungsinya masing-masing, dan segalanya terkoordinasi dengan baik demi kepentingan dan kesejahteraan masyarakat di bawah naungan pemimpin yang arif. 

Negara Utama belum tentu merupakan negara adidaya, baginya negara Utama adalah negara yang masyarakatnya bahagia. Negara yang demikian dipimpin oleh para nabi dan kemudian dilanjutkan oleh para filosof. 

Dan bagi Al Farabi, Negara utama hanya akan di pimpin orang yang mampu mengajarkan hikmah dan harus mampu menyampaikan hikmah agar tangan dan pikirannya bisa sama cepatnya mengatur negara.

Gagasan ini sebagian konsisten dengan pernyataan Plato di dalam konsep Republika-nya, bahwa satu-satunya orang yang berhak menduduki jabatan kepemimpinan adalah para filsuf. Bukan dari kalangan tentara, bukan dari para tukang kayu, bukan dari para saudagar, bahkan dari para ulama.

2. Al-Madinah Al-Jahiliyah (Negara Orang-orang Bodoh) 

Negara orang-orang bodoh atau negara bodoh adalah negara yang masyarakatnya tidak mengenal kebahagiaan, kebahagiaan tidak pernah terlintas dalam hati mereka. Kebahagiaan bagi mereka hanya sekedar badannya sehat dan harta yang cukup, bilamana tidak memilikinya keduanya itulah yang katakan kesengsaraan. 

Menurut Al-Farabi, Wajah negeri ini kacau sekali, segala penataannya jelek, semua orang meninggikan diri dan meremehkan orang lain.

3. Al-Madinah Al-Fasiqah (Negara Fasik) 

Negara Fasik, atau negara orang-orang fasik, adalah negara yang masyarakatnya sebenarnya mengenal kebahagiaan, Tuhan dan memiliki akal serupa dengan negara Utama. Akan tetapi, mereka berperilaku sama seperti negara orang-orang bodoh di atas. 

Terlebih menurut Al-Farabi, Negara ini sebenarnya mempunyai beberapa elemen kekuatan yang besar, namun sebagian warganya masih saling meremehkan satu sama lain karena tidak berasal dari suku yang sama.

4. Al-Madinah Al-Mutabaddilah 
(Negara yang Berubah-ubah) 

Menurut Al-Farabi, Negara yang terus berubah-ubah awalnya mereka adalah masyarakat negara utama, sayangnya mereka larut dengan perubahan karena perkembangan zaman yang menggiring mereka kepada kerusakan pikirannya. 

Artinya mereka adalah warga negara yang bijaksana dan bahagia seperti negara utamanya, sayangnya negara ini mengalami kehancuran dan kemunduran seperti negara orang-orang bodoh.

Maka dapat dikatakan bahwa negara jenis ini merupakan negara yang tidak dapat menjaga konsistensi dalam penyelenggaraan pemerintahannya. 

5. Al-Madinah Al-Dahallah ( Negara Sesat) 

Negara ini dikatakan sesat karena pemimpin negara ini mengaku mendapat wahyu. Dengan sikapnya yang demikian, perkataan dan perbuatan pemimpin ini telah menipu banyak orang. 

Kecenderungan berbohong ini mengakibatkan masyarakatnya memiliki pemikiran yang salah mengenai Tuhan dan menciptakan masyarakat yang berada dalam kesalahan berpikir. 

Jadi bisa diasumsikan ketika pemimpin suatu negara suka berbuat curang, maka negara tersebut akan mempunyai sistem yang salah dan kacau. Negara-negara seperti ini disebut negara sesat.

Demikianlah bentuk-bentuk negara dari seorang Al-Farabi, meskipun negara-negara yang tertera diatas hanya ada dalam pikiran bahkan khayalan Al-Farabi namun hal ini tidak mengurangi ketajaman konsepsi-konsepsi politiknya yang bersifat teoritis berdasarkan realitas. 

0 Response to "5 Bentuk Negara Menurut Al-Farabi"

Post a Comment

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel