Puisi Hatimu Telah Mati

 

Puisi Hatimu Telah Mati - Adalah sebuah kisah pilu tentang percintaan, antar seorang wanita dan pria yang tidak menemui kebahagian oleh salah satu orang dari pasangan itu, akibat dari tidak adanya konsisten hati dari seorang pria yang pergi pada lain hati sementara hubungan ini sementara berjalan.
Photo by Amir SeilSepour from Pexels

Puisi Hatimu Telah Mati - Adalah sebuah kisah pilu tentang percintaan, antar seorang wanita dan pria yang tidak menemui kebahagian oleh salah satu orang dari pasangan itu, akibat dari tidak adanya konsisten hati dari seorang pria yang pergi pada lain hati sementara hubungan ini sementara berjalan.

Selebihnya Puisi Hatimu Telah Mati ini, memperlihatkan peristiwa yang mengalami perang kesetiaan karena adanya pihak ketiga yang datang pada hati pria tersebut. Akibatnya yang dialami oleh seorang wanita ini ialah kekecewaan dan sakit hati yang menyelimuti perjalanan hidupnya sehari-hari.

Puisi Hatimu Telah Mati

Di tengah peliknya perang
kesetiaan di jedah waktu kemarin,
jiwamu terhempas jauh dariku

Posisi hatimu yang runtuh dengan
kehadiran sosok baru, telah
buat hatimu ragu

Seutai langkah tertatih, kurangkai
bersama simpul nekat agar hati
terlatih untuk tak menanti

Jiwaku memang telah hancur
apalagi hati, selagi menanti
hatimu yang telah mati

Kini ku bakar sebatang rokok
sekejap, biar ku ingat bau
tubuhmu saat mendekap

Walaupun ternyata tak hilang
rasa sakit itu, setelah menelan
amanah kecewa darimu

Ku akui ini tindakan memalukan,
sebagai satu dari sekian ingin hatiku
yang masih mengingat kenangan

Biarkanlah jalang ini berbuat,
sekedar mencoba ingat hatiku
yang kau lumat

Inilah aku seorang gadis yang
membiarkan dunia tahu kejahatanmu,
sehingga dengan itu hatiku kuat tanpamu..

Bumi 08 Oktober 2020

Demikianlah kisah pilu dan cerita menyayat hati yang dialami seorang wanita karena dikecewakan dan disakiti oleh seorang pria yang dicintainya.

0 Response to "Puisi Hatimu Telah Mati"

Post a Comment

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel